Pada saat ini perkembangan pendidikan di Indonesia terbilang cukup memprihantinkan dari tahun-tahun sebelumnya, mungkin karena masyarakat kurang sadar akan pentingnya pendidikan terhadap kemajuan bangsa Indonesia ini.
Masalah pendidikan ini semakin menjadi perhatian. Tidak mengherankan mengingat pendidikan adalah milik dan tanggung jawab masyarakat. Kedudukan pendidikan sangat strategis menuju arah tercapainya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berbagai upaya dihimpun dan dikerahkan untuk mencapai peningkatan kualitas pendidikan, terutama pendidikan formal di sekolah-sekolah. Peningkatan sumber daya manusia artinya usaha untuk menghasilkan manusia yang beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, cerdas, tangguh, kreatif, terampil dan beretos kerja sebagaimana diamanatkan GBHN.
Bicara tentang dunia pendidikan, khususnya di Kota Lamongan, kita sering dikejutkan dengan ketidakseimbangan antara sekolah negeri dan sekolah swasta di Lamongan ini, padahal sekolah negeri dan sekolah swasta sama-sama mencetak generasi bangsa yang baik yang nantinya akan meneruskan dan membangun bangsa Indonesia ini.
Sekarang ini, sekolah negeri maupun swasta di Lamongan sedang lagi gencar-gencarnya membuka pendaftaran siswa baru. Di lamongan ini minat siswa kebanyakan ingin melanjutkan ke sekolah negeri dibandingkan swasta dengan alasan bisa diterima di sekolah negeri merupakan kebanggaan tersendiri terlebih lagi masuk ke sekolah favorit mereka . Sedangkan menjatuhkan pilihan ke sekolahan swasta, banyak berorientasi mandiri atau setelah lulus kerja dan alasan biaya karena ada juga sekolah swasta yang bebas dari uang gedung.
Pada saat sekolah negeri membuka pendaftaran , sekolah negeri tersebut akan diserbu habis oleh siswa baru. Dan sekolah swasta di Lamongan kebanyakan hanya menerima lengseran-lengseran dari siswa baru yang tidak mempunyai biaya sekolah yang cukup. Tidak ada salahnya jika siswa menjatuhkan pilihan awal mereka ke sekolah yang berstatus negeri. Akan tetapi tidak boleh adanya perpecahan, dan pernyataan yang meremehkan siswa lain yang memilih ke sekolah swasta sebagai arena menuntut ilmu. Ditambah sekarang ini lagi marak-maraknya sekolah berstatus RSBI yang menjadi sorotan utama masyarakat Lamongan.
Bicara tentang RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), Menteri pendidikan telah menyatakan setiap kota harus memiliki satu sekolah unggulan untuk dijadikan sekolah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Tetapi tidak untuk di Lamongan, setiap sekolah berusaha saling mengejar predikat sebagai sekolah SBI. Menurut pandangan kami sekolah RSBI sendiri hanya sebagai symbol/label karena tidak menjamin siswa yang bersekolah disana itu dapat sukses kedepannya. Ditambah lagi dengan biaya sekolah yang semakin mahal tidak disertai dengan meningkatnya mutu pendidikan dan juga kualitas, RSBI di Lamongan masih belum menunjukkan mutu yang signifikan. Padahal yang diincar oleh orang tua siswa itu tidaklah status sekolah dan orang tua pun tidak menghiraukan status tersebut, melainkan mutu dan program yang dicetak oleh sekolah sehingga anak mereka dapat sukses kedepannya.
Padahal pemerintah sudah membuat program BOS untuk mengurangi beban pendidikan bagi ekonomi lemah, tetapi karena sistemnya yang kurang transparan sehingga menimbulkan pertanyaan di dalamnya.Menteri Pendidikan Indonesia telah memprogramkan 20% dari APBN untuk pendidikan. Yang pada dasarnya untuk membantu rakyat ekonomi lemah, untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi untuk meningkatkan SDM yang berkualitas. Yang mana dengan jumlah tersebut, tentu saja belum mencukupi kebutuhan sekolah secara keseluruhan, dalam artian hanya cukup untuk fasilitas, gaji guru dan karyawan serta pembelian buku-buku pelajaran. Dalam pelajaran IPA tentu membutuhkan alat prakteknya, pelajaran olahraga tentu membutuhkan alat olahraganya, dan pelajaran seni juga membutuhkan alat seperti radio tip dan kasetnya.
Untuk persoalan sekolah negeri dan sekolah swasta di Lamongan, sesungguhnya sekolah swasta itu tidak kalah dengan sekolah negeri, mungkin karena kurang layaknya sebagian sekolah swasta di lamongan sehingga masyarakat lebih memilih untuk ke sekolah negeri. Kita ambil contoh seperti sekolah SMP Sunan Drajat yang bangunannya kemarin sempat roboh terkena angin kencang. Biaya di sekolah swasta di Lamongan sendiri juga cukup murah bila dibandingkan dengan sekolah negeri terutama yang berstatus RSBI, kita lihat kota lain, kebanyakkan disana biaya sekolah swasta lebih mahal bila dibandingkan dengan sekolah negerinya.
Pada dasarnya kami tidak menyalahkan sekolah negeri atau swasta di Lamongan. Kami hanya ingin disamaratakan. Sehingga jika keduanya bisa berjalan bersama dengan berbagai dukungan elemen masyarakat, maka negara bangsa ini menjadi bangsa dengan kualitas pendidikan yang berkualitas dan maju. Bukankah itu tujuan utama adanya sekolah? Menciptakan SDM yang unggul. Inilah seharusnya sekolah negeri dan swasta, bukan perbedaan yang dicari tetapi mencari kesamaan untuk kemajuan.